DUNIA IKANKU

Cara Budidaya Ikan Lele,Budidaya Ikan Hias Air Tawar,teknik budidaya,Budidaya Peternakan Dan Budidaya Perkebunan

Saturday 31 October 2015

Inilah Kunci Keberhasilan Budidaya Ikan Hias Air Tawar


Secara umum,  kunci keberhasilan pembudidayaan ikan hias tergantung pada beberapa hal  seperti jenis ikan, kondisi induk, perawatan dan pengelolaan induk, kondisi telur dan penetasanya, kondisi larva dan benih, serta pertumbuhan ikan.

A.   JENIS IKAN

Jenis ikan hias air tawar yang dapat di budidayakan terbilang cukup banyak. Pemilihan jenis ikan tergantung pada lahan yang tersedia, modal, maupun ketrampilan pembudidaya. Biasanya, pembudidaya dengan modal yang cukup dan memiliki tenaga kerja terampil akan memilih memelihara jenis ikan bernilai ekonomi tinggi. Ikan bernilai tinggi umum nya kesulitan penangkaranya pun tinggi sehingga perlu keterampilan sendiri. Secara umum, jenis ikan yang dapat dibudidayakan akan lebih mudah dipahami bila dibagi dalam beberapa kelompok sebagai berikut.



1.    Bedasarkan Perilaku Makan


Kelompok ini terdiri atas pemakan binatang lain (karnivora), pemakan tumbuhan (herbivora), dan pemakan segalanya (Omnivora).


2.    Bedasarkan Sifat Aktivnya Saat Mencari Makan

Kelompok ini terdiri atas ikan nocturnal (pencari makan pada malam hari) seperti cobitidae serta kelompok ikan Diurnal(Pencari makan pada siang hari) seperti Cyprinidae,Poecilidae dan Cichlidae.



3.    Bedasarkan Tempat Hidup

Kelompok ini terdiri atas ikan yang senang loncat ke atas permukaan air seperti Panchax dan Epiplatus, ditengah perairan seperti Characidae dan Cichilidae, didasar perairan seperti Cobitidae dan Catfish, di dekat dasar perairan (Senang di bebatuan atau diantara tanaman) seperi beberapa jenis ikan Cichilidae serta didalam lubang seperti Anoptichtys jordani, dan black ghost.



4.    Bedasarkan Cara Berkembang Biak

Kelompok ini dapat dibedakan atas 3 kelompok besar, yaitu ikan yang mengeluarkan telurnya dan di biarkan menetas sendiri tanpa di jaga induknya, ikan yang menjaga telurnya, dan ikan yang telurnya langsung berhubungan dengan salah satu induk. Selain tiga kelompok tersebut, ada kelompok lain yang berkembang biak dengan bantuan pemijahan buatan atau stimulasi hormon. Hal ini dilakukan karena ikan tersebut tidak bias memijah sendiri atau sulit memijah secara alami.



B.    KONDISI INDUK

Kondisi induk harus diperhatikan agar diperoleh jumlah dan mutu benih / anakan yang baik. Kondisi induk ini meliputi beberapa hal sebagai berikut:


1.    Umur dan Ukuran

Induk yang dipilih harus cukup umur dan ukuran.biasanya, ukuran ikan berkorelasi dengan umur.semakin tua ikan,ukuranya pun semakin besar. Namun, ukuran ikan memiliki batas maksimum. Walaupun sudah tua, bisa saja ukuranya tidak akan bertambah karena sudah berada pada batas maksimumnya.sebaimnya jangan menggunakan induk ikan yang terlalu muda atau terlalu tua. Hal ini karena induk yang masi terlalu muda selain telurnya belum cukup banyak, kedepannya akan banyak dijumpai banyak larva dan benih yang mati sebaliknya,induk yang terlalu tua walaupun telurnya banyak, biasanya daya tetes nya kecil.
Untuk itu , dalam memilih induk dianjurkan untuk memilih yang ukuranya relative lebih besar didalam suatu kelompok dengan umur yang seragam dan produktif. Dengan cara ini, diharapkan keturunan yang dihasilkan akan memiliki pertumbuhan yang lebih baik.


       ( Ikan hias untuk indukan. Pilih yang ukuranyarelatif lebih besar dari satu kelompok ikan yag sama )

 
2.    Asal Usul Keturunan

Asal usul keturunan ikan berkaitan dengan Produktifitas. Ikan yang tidak di ketahui asal usulnya tak jarang menghasilkan keturunan yang kurang baik. Bahkan , kualitas anaknya tidak sesuai dengan harapan.
Dengan demikian , sebaiknya induk jangan diambil dari keturunan induk yang sama, melaikan dari hasil persalingan dengan induk lain. Calon induknya pun sebaiknya di peroleh dari pemeliharaan sendiri karena umurnya sudah di ketahui dengan jelas. Induk yang di beli umumnya tidak di ketahui umurnya karena terkadang penjualnya jarang mau menyebutkan umur ikan yang dijual. Bahkan, tak jarang ada pedagang yang menjual induk yang tidak produktiv lagi.


3.    MEMILIH ATAU MEMBELI IKAN UNTUK INDUKAN YANG SEHAT

Memilih ikan yang sehat memang gampang- gampang susah karena sering kali ketika di tempat membeli, ikan yang terbeli dalam kondisi sehat, tetapi setelah sampai ditempat pemeliharaan, ikan tersebut sakit atau mati. Oleh karena itu bila tidak memungkin kan untuk memelihara ikan untuk dijadikan sebagai Indukan, ada baiknya bila membeli indukan kepembudidaya ikan yang memang memiliki riwayat mengenai kesehatan ikan yang akan di beli. Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir ikan yang dibeli sakit atau mati:

( Membeli ikan di toko ikan hias. harus cermat dalam memilihnya, yakni utamakan yang memiliki karakteristik unggul, misalnya lincah atau memiliki tubuh yang sehat )
  • Belilah ikan yang sudah adaptif, yaitu sudh cukup lama di tempatnya. Jangan beli ikan yang baru datang dari jauh karena biasanya ikan masih capek dan stress.

  • Belilah ikan yang sehat dengan cirri-ciri berwarna cerah dan tanpa cacat.
  • Perhatikan bentuk dan kondisi badan yang proporsional, misalnya pilih ikan mas koki atau molly yang tubuhnya bulat, terutama untuk indukan karena umumnya anak yang di hasilkan akan memiliki sifat induknya.
  •  Ikan yang tampak sakit walaupun murah sebaiknya tidak dibeli.
  • Sebaiknya tidak memiliki ikan yang ditempat pemeliharaannya banyak ikan mati karena sakit.
  • Bila belum terlalu memahami jenis ikan yang akan dibeli serta cara perawatannya,              sebaiknya tidak usah membelinya kendati penjual atau pembudidaya mengatakan mudah.
  • Membeli induk lebih baik yang tidak atau belum mengandung telur.
  • Pilih ikan yang bagus, tetapi sesuaikan dengan keterampilan dalam merawat dan uang yang dimiliki. Apabila belum terampil, pembudidaya pemula sebaiknya membeli ikan yang murah dahulu, agar bila dikemudian hari ikan mati, tidak akan terlalu rugi atau mengecewakan.
C.   PERAWATAN DAN PENGELOLAAN INDUK

Untuk dapat merawat dan mengelola induk agar matang gonad /siap berpijah dengan kualitas telur yang baik, terdapat beberpa hal yang harus di perhatikan, Yakni sebagai berikut:


1.    Wadah Pemijahan

Wadah untuk memijahkan induk sangat tergantung pada jenis dan sifat ikan. Ikan yang hanya dipijahkan dengan satu pasangan saja tentu hanya memerlukan wadah yang berukurn kecil, tetapi untuk ikan yang di pijahkan secra masal,  sebaiknya digunakan wadah yang sangat luas.

( wadah berukuran kecil, Dapat digunakan untuk memijah ikan hanya dengan satu pasangan )

2.    Sarang

Persiapan sarang disesuaikan dengan jenis ikan dan sifat telurnya. Sarang merupakan tempat menempelnya telur ikan. Sarang dapat terbuat dari potongan paralon, tanaman air seperti Enceng Gondok atau Batu-batuan.


3.    Kualitas Air

Induk dapat berpijah dengan baik bila kualitas air yang digunakan selalu bersih dan dalam kondisi prima sehingga tidak akan membuat telur terkontaminasi dengan kotoran yang dapat menghambat penetasannya.untuk menjaga kualitas air, pembudidaya harus rutin mengganti air yang dilkukan dengan hati-hati sehingga tidak sampai menggangu induk.
  ( kualitas air untuk pemijahan . Harus dijaga selau bersih dan dalam kondisi prima)

4.    Sinar matahari

Sinar matahari berpengaruh langsung pada suhu media. Menurut para pakar ikan, pengaruh sinar matahari terhadap pematangan gonad atau bertelurnya ikan sangat besar, meskipun untuk ikan tropis pengaruhnya tidak terlalu nyata. Bedasarkan musim memijah seperti pada ikan yang memijah pada musim penghujan,pengaruh pemendekan sinar matahari perhari dan penurunan suhu terhadap aktivitas bertelur sangat nyata. Suhu yang tinggi akan berpengaruh terhadap ke gagalan perkembangan Embrio dalam telur sehingga banyak telur yang tidak menetas.


5.    Kepadatan Induk

Kepadatan induk dalam wadah pemeliharan harus memadai dengan perbandingan jantan dan betina yang ideal. Hal ini perlu dilakukan agar ikan terhindar dari stress sehingga produksi dan kualitas telur tidak menurun. Untuk menentukan perbandingan induk jantan dan betinan pada ikan yang berpijah dalam pasangan tidak sulit. Namun, pada ikan yang memijahkan secara masal, perbandingan jantan dan betina harus sesuai. Bila jantan terlau banyak makan akan ada banyak betina yang mati, misalnya pada jenis tilapia dan puntius. Seblikanya , Bila jantannya terlalu sedikit, jumlah telur yang terbuahi akan berkurang.


6.    Pemeliharaan Induk

Pemeliharaan induk jantan maupun betina memang membutuhkan perhatian yang sama. Namun, ada jenis ikan tertentu yang pemeliharaan jantan dan betinnya harus dipisahkan sebelum di pijahkan, misalnya pada pemeliharaan ikan cupang.


7.    PEMBERIAN PAKAN

Dalam pemeliharaan ikan hias, pemberian pakan yang diberikan harus selalu tercukupi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Biasanya , induk di beri pakan khusus berpa jentik nyamuk (cuk), cacing darah ( Blood Worm), Udang, maupun Pelet. Induk sebaiknya tidak diberi pakan cacing sutera karena kadar lemaknya tinggi. Pada beberapa jenis ikan , hal ini dapat mengurangi mutu atau kualitas telur
( Pemberian pakan. Kuatitas dan kualitasnya harus tercukupi)
.
8.    Pemindahan Induk

Memindahkan induk dari wadah pemeliharaan ke wadah pemijahan tentunya akan lebih mudah dilakukan pada ikan kecil disbanding ikan besar. Ikan berukuran kecil dapat di pindahkan hanya dengan di serok. Namun, diusahakan serokan tidak dikeluarkan dari air karena ikan kecil sering tidak tahan terlalu lama berada diluar air. Untuk itu, ikan dalam serokan di serok lagi dengan sendok besar atau mangkok kecil bersama sebagian airnya, kemudian baru dipidahkan ke wadah pemejihan. Sementara untuk jenis ikan berukuran besar, pemindahanya harus menggunakan serokan besar, tetapi untuk mempermudah penyerokan, air dalam wadah pemeliharaan sebaiknya di surutkan terlebih dahulu.


9.    Pemijahan buatan

Pemijahan buatan umumnya dilakukan dengan cara penyuntikan hormone. Kadar atau dosis hormone tidak boleh terlalu rendah atau terlalu tinggi. Kadar hormone yang di anjurkan untuk pemijahan adalah 0,5—1,0 ml/kg bobot ikan untuk ikan preparat sintetis atau 4—10 mg/kg bobot ikan untuk ekstrak kelenjar hipofisa.


D.   KONDISI TELUR DAN PENETASANNYA

Telur dari setiap jenis ikan tentu berbeda, baik dalam hal jumlah maupun ukurannya.diameter telur umumnya berukuran antara 1.0—4.0 mm. Telur yang berkualitas akan memiliki daya tetas yang tinggi.Bedasarkan sifatnya, telur ikan di bagi menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut:
1)    Telur yang tenggelam
2)    Telur yang melayang
3)    Telur yang mengapung (mengapung karena banyak mengandung tetes lemak)
Bedasarkan sifat pelekatnya,telur dapat dibedakan atas 2 macam, yakni sebagai berikut :
1)    Telur yang tidak melekat, misalnya telur pada ikan jenis Tetra dan Catfish
2)    Telur yang melekat karena memiliki senyawa oligoprotein pada kulit telurnya yang menyebabkan telur dapat melekat erat pada substrata tau sesame telur.
Pengetahuan mengenai sifat telur akan berguna ketika akan menetaskan telur atau memijahkan ikan. Telur yang melekat umumnya ada dalam substrata tau sarang sehingga ketika proses pemijahan penambahan atau penempatan substrat / sarang sangat dibutuhkan.


E.    KONDISI LARVA DAN BENIH

Larva ikan yang baru menetas umumnya transparan. Larva tersebut belum memiliki mulut, alat pencernaan, insang, gelembung renang, maupun sirip. Kuning telur pada larva ikan sebagai cadangan makanan biasanya masi melekat dan akan diubah menjadi energi untuk tumbuh sebelum larva bisa makan sendiri. Larva yang baru menetas juga sangat peka terhadap beberapa factor lingkungan seperti Suhu, Sinar Matahari, dan Kualitas air, untuk itu sebaiknya larva diperlakukan secara hati-hati,terutama saat mengganti air. Pemberian pakan pada larva tidak boleh terlambat karena larva yang kurang pakan akan mudah mati. Larva akan dipindahkan ,sebaiknya dilakukan 2—3 hari setelah larva mulai berenang dan sudah mulai makan selama 1—2 hari. Larva yang proses metamorfosisnya sudah berakhir akan berkembang menjadi benih, yakni bentuknya sudah mirip dengan induk ikan. Kepadatan benih berpengaruh pada pertumbuhannya.semakin padat benih dalam suatu wadah, semakin lambat pertumbuhanya. Pakan benih dapat berupa cacing, kutu air besar atau pelet.


F.    PERTUMBUHAN IKAN

Cara pemeliharaan menentukan cepat dan lambatnya pertumbuhan ikan. Factor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan antara lain Keturunan, Pertumbuhan kelamin dan umur, serta kerentanan penyakit.keturunan berhubungan dengan cara seleksi induk, yaitu induk yang bermutu tentu menghasilkan anakan yang baik, begitu sebaliknnya
Demikian gambarannya semoga bermanfaat untuk kita semua. Baca juga

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Inilah Kunci Keberhasilan Budidaya Ikan Hias Air Tawar

0 komentar:

Post a Comment