DUNIA IKANKU

Cara Budidaya Ikan Lele,Budidaya Ikan Hias Air Tawar,teknik budidaya,Budidaya Peternakan Dan Budidaya Perkebunan

Monday, 5 October 2015

CARA TEKNIK PEMBESARAN IKAN PATIN





Ikan patin sangat bagus untuk dibudidayakan serta memiliki peluang ekonomi di indonesia. Saat ini, pemenuhan atas permintaan ikan patin masih sangat kurang, oleh karena itu usaha budidaya ikan patin sangat layak untuk dikembangkan. Ikan patin seperti halnya ikan lele tidak memiliki sisik dan memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya keduanya tergolong dalam kelompok catfish. Ada yang menyebut ikan patin dengan Lele Bangkok.Di beberapa daerah ikan patin memiliki nama yang berbeda-beda antara lain ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin. Rasa daging ikan patin yang enak dan gurih konon memiliki rasa yang lebih dibandingkan Ikan Lele. Ikan patin memiliki kandungan minyak dan lemak yang cukup banyak di dalam dagingnya.
Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:
Ordo : Ostarioplaysi.
Subordo : Siluriodea.
Famili : Pangasidae.
Genus : Pangasius.
Spesies : Pangasius pangasius Ham. Buch.
Teknik budidaya ikan patin relatif mudah, sehingga tidak perlu ragu jika berminat menekuni budidaya ikan ini. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rawa dan danau sebagai habitat asli ikan patin. Seiring dengan meningkatnya permintaan dan minat masyarakat, ikan patin mulai dibudidayakan di kolam,keramba maupun bak dari semen. Permintaan ikan patin yang terus meningkat memberikan peluang usaha bagi setiap orang untuk menekuni usaha di bidang budidaya ikan patin ini. Dengan permintaan yang demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam, tetapi perlu budidaya ikan patin secara lebih intesnsif.

Persyaratan Budidaya Ikan Patin

Budidaya ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut :
  1.  Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
  2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  3. Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
  4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
  5. Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26-28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
  6. PH air berkisar antara: 6,5-7.

Teknik Pemeliharaan Pembesaran Ikan Patin

Pemeliharaan Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi. Ikan Patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran, antara lain 200 gram sampai 1 kg. Masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian yang lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu. Pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram.
Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik. Langkah-langkah pemeliharaan Ikan Patin Sebagai Berikut:
1. Pemupukan
Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya.Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50-700 gram/m 2.
2. Pemberian Pakan

Faktor yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampel). Pakan yang diberikan adalah Pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.
3. Penanganan Hama Dan Penyakit
Lebih baik mencegah daripada mengobati.Kalimat ini memang cocok untuk kita dan hewan peliharaan kita.Lingkungan atau habitat ikan adalah air. Tentunya kalau habitat ikan atau airnya sesuai dengan yang diinginkan oleh ikan maka ikan tidak akan mudah terserang penyakit. Berikut adalah cara memelihara kondisi air agar tetap baik. Untuk ikan patin dibawah bobot 200 gram/ekor, pengurangan dan penambahan air dilakukan 2 sd 3 minggu sekali. Sedangkan untuk ikan diatas200 gram/ekor lakukan pengurangan dan penambahan air antara 7 sd 10 hari sekali. Pengurangan dan penambahan air dilakukan dengan cara mengurangi air kolam sebanyak 50% kemudian ditambah air baru sampai penuh.
Penyakit yang sering menyerang ikan patin terdiri dari dua golongan yaitu penyakit infeksi yang timbul karena organisme pathogen dan penyakit non infeksi yang timbul karena organism lain. Penyebab penyakit infeksi adalah parasit, bakteri dan jamur yang dapat menular, sedangkan penyebab penyakit non infeksi adalah keracunan dan kekurangan gizi.
Penyakit akibat infeksi :
·         Parasit adalah penyakit bintik putih yang biasanya menyerang pada benih usia 1 sd 6 minggu. Gejala serangan dicirikan dengan adanya bintik bintik putih di lapisan kulit badan, sirip dan lapisan ingsang dan berenang tidak normal. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian  mgo, mbo, roxin dll. Dosis dan aturan pakai ada pada kemasan obat.
·         Bakteri aeromonas sp dan pseudomonas sp. Serangan terjadi pada bagian perut, dada dan pangkal sirip disertai pendarahan. Gejalanya lendir di tubuh ikan berkurang dan terasa kasar bila diraba. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian kalium permanganate (pk ), oxytetracyklin dan chloromycetin. Untuk chloromycetin dapat dicampurdengan pakan dengan dosis 1,2 gram/kg pakan.
·         Jamur. Ciri cirri ikan yang terserang jamur adalahadanya luka di bagian tubuh terutama di tutup ingsang, sirip dan bagian punggung. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kualitasair sesuai dengan kebutuhan ikan.
4. Pemanenan Ikan Patin

Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budi daya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena cara panen yang salah. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari. Pemasaran Ikan Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakann menjual dalam bentuk ini. Harga Ikan Patin Per kilogram kurang lebih Rp 15.000.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : CARA TEKNIK PEMBESARAN IKAN PATIN

0 komentar:

Post a Comment