DUNIA IKANKU

Cara Budidaya Ikan Lele,Budidaya Ikan Hias Air Tawar,teknik budidaya,Budidaya Peternakan Dan Budidaya Perkebunan

Saturday, 10 October 2015

CARA TEKNIK PEMIJAHAN UDANG GALAH




Pendahuluan
            Udang galah merupakan komoditas air tawar yang mempunyai prospek pasar yang cerah dimasa  yang akan datang karena berbagai alasan yang sangat masuk akal. Diantaranya alasan tersebut adalah udang galah tidak rentan terhadap serangan penyakit yang kini merebak dikalangan pembudidaya udang, cara pembudidayaan relative alami (tidak menggunakan obat-obatan) sehingga tidak menghalangi kepada peluang ekspor, cara pembudidayaan  relative mudah dan berbagai keunggulan lainnya pada udang galah baik  secara teknis maupun non teknis.
            Prospek pengembagan  budidaya diperkirakan lebih baik dari pda ikan konsumsi dan jenis udang lainnya. Presiksi tersebut dilandasi oleh alasan semakin tingginya tingkat konsumi ikan (termasuk udang) per kapita per tahun penduduk dunia. Menurut FAO, sampai tahun 2010, pasar dunia masih kekurangan pasokan ikan (termasuk udang) sebesar 2 juta ton/tahun. Pasokan ikan itu tidak mungkin hanya dicukupi hasih dari tangkapan dari alam, salah satunya jalan keluarnya bisa mengandalkan hasil budidaya. Dengan banyaknya usaha pembesaran menyebabkan kebutuhan benih udang galah meningkat, sehingga usaha pembenihann mempunyai prospek pasar  yang cerah.

Deskripsi
1. Klasifikasi
            Menurut Hadie Wartono dan Supriatna  Jatna, (1984) udang galah memiliki klasifikasi sebagai berikut:
·         Phylum            : Arthopoda
·          Sub Phylum    : Mandibulata
·         Klass                : Crustacea
·         Sub klass         : Malacostraca
·          Ordo               : Decapoda
·         Sub Ordo         : Natantia
·         Famili              : Palaemonidae
·         Genus          : Macrobracium rosenbergii de Man.

2. Ciri-Ciri dan Bentuk Tubuh
            Tubuh udang galah terdiri dari atas tiga bagian, yakni cephalothorax, abdomen, dan uropoda. Cephalothorax merupakan gabungan dari kepala dan dada. Bagian ini dibunggkus dengan karapas dan bagian depannya terdapat rostrum yang bergerigi. Bagian abdomen terdiridari lima ruas dan setiap ruas dilengkapi oleh kaki renang (pleiopoda).  Kaki renang pada udang galah Betina agak melebar berfungsi untuk mengerami telurnya (broodchamber). Uropoda merupakan ruas terakhir dari ruas tubuh yang kaki renangnnya berfungsi sebagai pengayuh atau ekor kipas. Uropoda terdiridari atas bagian luar (eksopoda), bagian dalam (endopoda), dan bagian ujung yang meruncing (telson).
            Adapun warna tubuh umumnya biru kehijauan dan perbedaan warnanya disebabkan oleh kandungan astaxantin dari protein yang dikonsumsi udang galah.

Perbedaan Jantan dan Betina

Jantan

·         Bentuk tubuh bagian perut lebih ramping dari ukuran betina dan ukuran pleuronnya lebih pendek

·         Letak kelamin terdapat di baris pasangan kaki jalan ke lima

·         Bentuk dan ukuran kaki jalan ke dua sangat mencolok, yakni besar dan mirip galah


Betina
·         Bahian perut tumbuh melebar dan pleuronnya agak memanjang


·         Bagaian kelamin terletak pada baris pasangan kaki jalan ke tiga

·         Pasangan kaki jalan kedua lebih kecil dan tidak mencolok


3. Ciri Khusus Udang Galah
a.    Rostrum atau cucuk kepala udang  galah panjang langsing dan bagian pangkal bengkok. Gerigi pada rostrum tersusun rata. Jumlah gerigi bagian atas 12-15, sementara jumlah gerigi bagian bawah 10-14.
b.    Tutup insang memiliki garis luar mendatar, terutama udang galah yang masih muda.
c.    Kulit penutup tubuh pada ruas kedua terletak di atas ruas pertama dan ke tiga.
d.    Pada udang galah jantan terdapat sepasang kaki (pleopoda) yang panjang.
e.    Tubuh udang galah berwarna kehijauan.

4. Syarat Hidup
a.    Kualitas air pada tahap pemijahan dan penetasan telur
Suhu                            : 28-300C
Nilai pH                       : 6,5-8,5
Oksigen terlarut           : lebih dari 5 ppm (mg/l)
Salinitas                       : 3-5 ppt
b.    Kualitas air pada tahap produksi larva  dan juvenil
Suhu                            : 28-300C
Nilai pH                       : 6,5-8,5
Oksigen terlarut           : lebih dari 5 ppm (mg/l)
Salinitas                       : 10-15 ppt

5. Perkembangbiakan
            Perkembangbiakan udang galah dimulai setelah bobot badan mencapai 50 g/ekor. Semakin besar bobot udang galah semakin banyak pula telur yang dihasilkan. Perkawinannya dilakukan pada air tawar dan penetasannya pada air payau. Telur hasil pemijahan yang telah dibuahi diletakan dibawah perut induk betina dan disangga oleh kaki renang.  Induk udang galah yang berbobot 50 g dapat menghasilkan 15.000-25.000 butir telur.
            Telur udang galah berbenntuk agak oval, berdiameter 0,6-0,7 mm, dan rata-rata berbobot 0,1 mg. Telur yang berhasil dibuahi akan berwarna kuning dan berubah menjadi jingga, coklat, abu-abu muda, dan abu-abu tua.

6. Pergantian Kulit (Molting)
            Frekuensi pergantian kulit udang galah setiap 20-40 hari sekali. Proses ini sangat dipengaruhi oleh umur, jumlah pakan, kualitas pakan, kualitas air dan lingkungan hidupnya. Mekanisme molting ini diatur oleh hormone yang dihasilkan oleh kelenjar yang terdapat pada salah satu tangkai mata.

Budidaya Udang Galah 
1. Persiapan Pembenihan

            Kegiatan pembenihan udang galah dilakukan di tempat atau unit pembenihan (hatchery) yang tertutup untuk menjaga kesetabilan suhu. Didalam hatchery dilengkapi bak pembuatan air payau berukuran 2 x 10 m2, 13 buah bak pemeliharaan larva berkapasitas 3 ton. Sarana lain yang diperlukan adalah aliran listrik, genset untuk cadangan aliran listrik, mobil dan tank untuk mengangkut air laut serta hiblow untuk aerasi.
2. Pengadaan  Induk
            Induk yang dipelihara pada kolam pemeliharaan dan setiap 2 bulan sekali dilakukan sampling telur. Induk yang matang telur diangkat/dipisahkan kemudian dimasukan kedalam bak penetasan. Atau dengan cara menyewa induk matang telur dari divisi pembesaran yang melakukan panen. Ciri induk yang baik mempunyai bobot minimum 50 g/ekor, panjang 10-20 cm, tidak cacat dan berpenyakit, apabila dipegang akan meronta, berasal dari keturunan unggul serta mengerami telur yang berwarna coklat tua.
3. Penetasan Telur
            Telur ditetas dalam bak penetasan kapasitas 3 ton bersalinitas 5-10 ppt, dengan padat tebar induk betina 100 ekor. Telur akan menetas 24-30 jam, atau tergantung kepada kematangan telur tersebut. Telur yang dihasil dari 100 ekor induk betina berbobot 50 g dengan tingkat pekunditas 60% dari 25.000 butir/ekor induk sebanyak 1.500.000 butir.
4. Pemeliharaan Larva
            Larva dipelihara dalam bak beton berkapasitas 3 ton, sebelum digunakan bak dibilas dengan keporit 5%, setelah itu dibilas oleh air tawar dan dikeringkan selama 1-2 hari. Padat tebar benih pada 13 bak kapasitas 3 ton sekitar 115.400 ekor nauplius. Di dalam bak tersebut diaerasi secara terus menerus dan kualitas air dijaga dengan melakukan menyiponan pada pagi hari, serta pengaplikasian OTC (Oxy Tetra Cykline) sebanyak 3%/m2 air. Pergantian air bisa dilakukan setiap hari sebanyak air yang terbuang pada waktu penyiponan. Pada ukuran PL 7 dan seterusnya dilakukan penurnan salinitas sampai tawar secara bertahap, ketika melakukan penambahan/pergantian air setelah melakukan penyiponan.
5. Perawatan Larva
Larva udang galah dipelihara dalam bak bulat. Ukuran pakan harus disesuaikan dengan ukuran mulut larva. Pada hari ketiga setelah menetas, Nauplii artemia diberikan sebagai pakan setiap tiga jam. Pada fase ini, salinitas air dijaga pada level 10-12 ppt dan 25-50% air diganti setiap harinya. Sebelumnya, media ini harus dibersihkan dengan disiphon.
Larva tersebut akan berkembang menjadi juvenil atau juwana. Pada fase ini, salinitas air diturunkan hingga 0 ppt secara bertahap. Setelah menjadi juwana, udang galah bisa dipindahkan dari kakaban ke kolam pembesaran.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : CARA TEKNIK PEMIJAHAN UDANG GALAH

0 komentar:

Post a Comment