Ayam broiler diakui juga sebagai hasil domestikasi dari ayam rimba merah (Gallus gallus), oleh karenanya dikatakan sebagai Gallus gallus domesticus. Ayam broiler mempunyai daging yang lebih empuk serta gampang untuk di proses. Tetapi apabila sistem perebusannya terlampau lama dagingnya gampang hancur.
Tidak sama dengan ayam buras (ayam kampung), ayam broiler diperbanyak serta dipelihara dengan cara industrial. Ada dua level budidaya ayam broiler, level pertama budidaya indukan (parent stok) serta anak ayam (Day Old Chicken, DOC). Level ini umumnya dikerjakan oleh industri-industri besar. Serta level ke-2 yaitu pembesaran, umumnya dikerjakan oleh peternak-peternak taraf kecil sampai menengah.
Pada level pertama, dibutuhkan ketrampilan spesial yang ditunjang peralatan mutakhir. Di Indonesia sendiri budidaya ini cuma dikerjakan sebagian perusahaan besar saja seperti Charoen Pokphand, Java Comfeed, CJ Feed serta Sierad. Budidaya ayam broiler pada level ini bertugas melindungi serta melakukan perbaikan kwalitas strain. Akhirnya berbentuk DOC yang didistribusikan pada petani-peternak untuk di besarkan.
Ayam broiler di Indonesia
Ayam broiler pertama kalinya di budidayakan di Indonesia pada th. 1950-an. Tetapi mulai popular mulai sejak th. 1980-an. Pada awal mulanya, keperluan daging ayam di Indonesia dipenuhi dengan ayam buras seperti ayam kampung. Tetapi budidaya ayam kampung tak dapat penuhi keinginan daging ayam lantaran produksinya lumayan lama, baru dapat dipanen sesudah berusia 8 bln.Walau sekarang ini ada pula type ayam kampung yang dapat dipanen pada usia 2, 5 bln.
Perkembangan yang lambat bikin usaha budidaya ayam kampung tak ekonomis. Di segi lain, customer belum dapat terima struktur serta rasa daging ayam broiler. Mulai sejak th. 1981, pemerintah gencar mempromosikan ayam broiler. Langkah ini di ambil untuk menguber kecukupan keperluan protein orang-orang. Di mana daging dari ruminansia mulai langka serta harga nya mahal. Sedang perkembangan ayam kampung sangatlah lambat. Bersamaan berjalannya saat, orang-orang mulai dapat terima daging ayam broiler lantaran harga nya yang relatif lebih murah.
Saat ini budidaya ayam broiler banyak dikerjakan dengan skema usaha kemitraan. Di mana industri besar sediakan dari mulai bibit, pakan, obat-obatan, kadang-kadang sampai ke pemasaran. Sedang peternak mitra konsentrasi di usaha pembesaran. Skema seperti ini banyak menyulut pro-kontra lantaran posisi peternak sangatlah lemah di banding perusahaan.
Jenis-Jenis strain ayam broiler
Lantas apapun beberapa jenis stain ayam broiler serta mana yang terbaik dibudidayakan di Indonesia? Perubahan tehnologi penyilangan serta genetika dalam membuahkan strain ayam broiler sangatlah dinamis. Ada saatnya pada saat spesifik satu strain ayam broiler lebih unggul di banding strain lain, namun adakalanya lagi strain itu alami kekurangan.
Dari saat ke saat tiap-tiap strain alami penambahan kwalitas. Jadi, tak dapat disebutkan type strain spesifik lebih unggul dari strain lain. Di bawah ini sebagian type strain ayam broiler yang banyak dibudidayakan di Indonesia.
1. Jenis Cobb
Strain cobb di kembangkan serta popular di kian lebih 60 negara. Strain ini mempunyai konsentrasi pengembangan untuk melakukan perbaikan performa rasio pemberian pakan (Food Convertion Ratio, FCR). Dengan cara genetik, strain ini di kembangkan untuk mempunyai pembentukan daging dada. Gampang menyesuaikan di lingkungan iklim tropis yang panas.
2. Jenis Ross
Strain Ross di kembangkan untuk mempunyai FCR yang efesien, perkembangan yang cepat serta ketahanan hidup yang tambah baik. Konsentrasi pengembangan genetik diarahkan untuk mempunyai kaki yang kuat juga sebagai penopang tubuh yang besar.
3. Hybro
Strain hybro mempunyai konsentrasi pengembangan untuk ketahanan daya hidup. Performanya untuk daerah tropis cukup baik serta mempunyai ketahanan pada penyakit ascites. Konsentrasi pengembangan genetik pada hasil karkas
0 komentar:
Post a Comment