DUNIA IKANKU

Cara Budidaya Ikan Lele,Budidaya Ikan Hias Air Tawar,teknik budidaya,Budidaya Peternakan Dan Budidaya Perkebunan

Friday, 26 February 2016

Cara Penanganan Hama dan Penyakit Pada Udang Windu


Usaha pembenihan udang windu dikerjakan untuk tutup keperluan benih ditambak yang jumlahnya jauh semakin besar dibanding dengan jumlah benih yang ada di alam. Beragam permasalahan muncul dalam usaha pembenihan, tingkatkan daya fikir serta semangat beberapa pengelola untuk hadapi semua kemungkinan yang ada. 

Satu diantara permasalahan yang utama yaitu rangkaian penyakit, baik dalam sistem pembenihan ataupun sistem pembesaran di tambak. Permasalahan penyakit ini sebagaian besar berlangsung serta memengaruhi produksi udang pada tingkat pembenihan. Cara-cara penyembuhan dikerjakan, namun butuh di ketahui kalau aksi penyembuhan pada intinya adalah satu usaha yg tidak diprioritaskan untuk diaplikasikan dalam pembenihan atau pembesaran udang. Aksi yang paling pas dalam mengatasi permasalahan penyakit yaitu tindkan mencegah. 

Taksonomi Udang Windu

Menurut Soetomo (1990), klasifikasi udang windu (Penaeus monodon) yaitu seperti berikut :
Phylum     : Arthropoda
Kelas        : Crustaceae
Sub Kelas : Malascrotasca
Ordo          : Decapoda
Sub Ordo  : Natantia
Famili        : Penaeidae
Sub Famili : Penaeidae
Genus        : Penaeus
Species      : Penaeus monodon


Morfologi Udang Windu
Udang Penaeid seperti udang yang lain, yakni hewan air yang beruas di mana setiap ruasnya ada sepasang anggota tubuh. Anggota tubuh ini biasanya bercabang dua atau biramus (Mujiman, 1989). Dengan cara morfologi badan udang windu bisa dibedakan jadi dua sisi yakni cephalothorax (kepala serta dada), serta abdomen (perut). Sisi cephalothorax tertutup oleh carapace atau segmentasinya tak tampak terang dari luar. Ruas – ruas pada udang penaeid keseluruhannya sejumlah 20 buah, termasuk juga sisi tubuh di mana terdapat mata bertangkai. Pada masing-masing ruas ada anggota tubuh yang manfaatnya berbagai – jenis. 

Pada ruas kepala pertama ada mata majemuk yang bertangkai. Antena (Antenules) memiliki dua buah flagella pendek yang bermanfaat sebagai alat peraba serta pelindung. Antena II (Antenae) memiliki dua cabang juga yakni cabang  pertama (Eksopodite) dimaksud prosartema berupa pipih serta tak beruas, tengah cabang ke-2 berbentuk cambuk panjang yang berperan sebagai alat perasa serta peraba.

Anggota tubuh yang terdapat pada tiga ruas paling akhir berperan sebagai alat bantu mulut. Alat ini berbentuk mandibula yang bertugas menghancurkan makanan yang keras serta dua gunakan mandibula berperan membawa makanan ke mandibula. 

Dada terbagi dalam delapan ruas, masing – masing ruas memiliki sepasang anggota tubuh yang dimaksud thoracopoda. Thoracopoda pertama hingga ketiga memegang makanan. Thoracopoda ke empat hingga ke enam berperan sebagai kaki jalan yang dimaksud periopoda. Ciri khas udang penaeide yaitu periopoda satu hingga tiga mempunyai capit kecil. 

Sisi perut (abdomen) memiliki enam ruas. Ruas pertama hingga ke lima mempunyai anggota tubuh yang dimaksud pleopoda. Pleopoda berperan sebagai alat untuk berenang, oleh karenanya memiliki bentuk pendek, ke-2 ujungnya pipih serta berbulu (setae). Ruas ke enam pleopoda beralih bentuk jadi pipih serta melebar yang dimaksud uropoda yang berbarengan telson berperan sebagai kemudi.



Karakter serta Kelakuan 

a. Karakter Noktunal

Karakter Noktunal yaitu karakter binatang yang aktif mencari makan pada saat malam. Pada saat siang mereka lebih sukai beristirahat. Jika di dalam satu tambak udang aktif bergerak pada saat siang, ini bertanda kalau ada suatu hal yg tidak beres. Mungkin saja lantaran makanannya kurang, kandungan garam bertambah, suhu naik, ogsigen kurang maupun lantaran muncul senyawa-senyawa beracun seperti asam sulfide (H2S), zat asam arang (CO2), amoniak (N2H3).

b. Karakter Kanibalisme
Karakter kanibalisme yakni satu karakter sukai memangsa semacamnya sendiri. Karakter ini kerap muncul pada udang yang sehat. Dalam kondisi yang kekurangan makanan, karakter kanibalisme bakal terlihat lebih riil. Karakter sekian ini telah terlihat pada saat udang masihlah burayak, yakni mulai tingkat mysis.

c. Ubah Kulit
Udang memiliki kerangka luar yang keras. Oleh karenanya untuk tumbuh jadi besar mereka butuh buang lulit lama, serta mengantinya dengan kulit yang baru. Udang muda seringkali bertukar kulit daripada udang dewasa.

Pengetahuan tentang sumber penyakit yang kerap menyerang udang windu, terkecuali begitu menolong dalam usaha penyembuhan berguna juga dalam memastikan aksi yang perlu dikerjakan petani untuk menghindar serangan satu penyakit yang mungkin saja bakal dihadapi oleh udang atau ikan yang dibudidayakan.

Sumber penyakit yang kerap menyerang udang ditambak bisa digolongkan jadi bagian-bagian : 


HAMA UDANG DI TAMBAK 

Hama yaitu hewan yang memiliki ukuran semakin besar serta dapat menyebabkan ganguan pada udang. Hama bisa dibagi jadi 3 grup, yakni : 

a. Kelompok Hama Predator (Pemangsa)
Kelompok hama pemagsa (Predator) adalah kelompok yang begitu merugikan lantaran memagsa udang dengan cara segera, yang termasuk juga kelompok ini yaitu :
  • Kelompok Ikan Buas 
  • Kelompok ikan buas yakni : kakap (Lates Colcalifer), payus atau bandeng lelaki (Elops hawaiensis), kuro (Polynemus Sp), kerong-kerong (therapon Spp), mayung atau keting (Arius maculates), belut (Synbranchus bengalensis). 
  • Ketam-ketaman 
  • Kelompok predator ketam – ketaman yaitu kepiting, (Scyla serata), ketam bulum (sesarma SP) 
  • Ular. 
  • Ular yang diantaranya yaitu : ular kadut (cereberns rhynchops). 
  • Bangsa burung. 
  • Bangsa burung antar lain yaitu : Burung blekok (Ardeola rallloides speciosa), cagak (Ardea cinerea rectirostris), Pecuk gagakan (Phalocrocoray corbo simensis), Pucuk ulo (Anhinga rufa melanogaster).

b. Kelompok Hama Penyaing (Pesaing)
Kelompok hama penyaing adalah hama yang bisa menyaingi udang dalam kehidupannya, baik tentang makanan ataupun terdapatnya oksigen didalam tambak. Yang termasuk juga kelompok ini yaitu : Ikan liar yakni Mujair (Tilapia mossambica), Belanak (Bugil Spp), Pernet (Aplocheilus javanicus), Rekret (Ambassis gynocephalus), serta Siput yakni Trisipan (Cerithidea alata), Cerithidea djariensis serta Cerithidea autodorata, Larva nyamuk Cyronomas longilobus, type udang yakni udang kecil kecil Cardina dentaculata, type ketam yakni seasorina SP. 

c. Kelompok Hama Pengganggu
Hama type ini adalah hama yang sukai mengakibatkan kerusakan lingkungan tambak yakni mengakibatkan kerusakan pematang tanah basic serta pintu air, yang termasuk juga kelompok ini yaitu : 

  • Bangsa udang yang sukai bikin lubang – lubang di pematang hingga bisa menyebabkan bocoran. 
  • Udang tanah (Thallasina anomala), udang kecil - kecil (Cardina dentaculata), ini dapat sukai bikin lubang – lubang di pematang. 
  • Hewan – hewan pengerek kayu pintu air seperti remis pengerek (Teredo navalis) dan lain-lain. 
  • Tritip (Belanus SP), serta tiram (Crossostrea Sp) yang sukai melekat pada bangunan – bangunan pintu air. 
Langkah penanggulangannya serta usaha pemberantasan hama tambak di kenal dengan dua langkah yakni : 

- Langkah Mekanis
- Langkah Kimiawi

a. 1. Pemberantasan Dengan cara Mekanis
Pemberantasan langkah mekanis yakni langkah pemberantasan yang dikerjakan ketika pengeringan rehabilitasi tambak, lewat cara mencari, menangakap, serta mematikannya, tetapi untuk tambak yang sulit dikeringakan jadi alterantif lain yaitu dengan langkah kimiawi.

b. 2. Pemberantasan Dengan cara Kimiawi
Pemberantasan dengan cara kimiawi yakni satu langkah pemberantasan yang umum dikerjakan yakni dengan pertolongan toksin nabati serta pestisida yang disarankan.
Pemakaian toksin nabati untuk pemberantasan hama tambak umumnya berbentuk perasan (ekstrak), sebagai contoh yaitu rotenon (C23H22 O6) serta saponim, yang disebut pestisida yang berbentuk selektif yang pada dosis spesifik bahan itu mematikan ikan namun tak mematikan udang yang dibudidyakan. 

Rotenone yang ada didalam akar tuba (Dierrisellipica) dikira yang paling efisien untuk memeberantas benih ikan buas. serta ikan buas yang memangsa udang daya toksinnya lebih prima jika salinitas (kandungan garam) air tambak rendah, hingga dibutuhkan dosis yang lebih rendah. 


Langkah pemakaian untuk di proses sendiri yaitu :
  • Akar tuba yang kering yang sudah di timbang sesuai sama keperluan dipotong kecil-kecil, di rendam di air sepanjang satu hari semalam. 
  • Lalu ditumbuk jika telah hancur lalu di rendam di air serta diperas hingga air perasan jadi putih. 
  • Lalu saring ampasnya, serta di ambil air yang berwarna putih seperti susu serta berbau tajam (ekstrak) yang lalu segera dapatlangsung dipakai. 
Langkah Pemberantasannya
  • Sesudah usai step reklamasi, jadi tambak berisi air dengan ketinggian 30-40 cm. 
  • Dipercikan dengan cara rata ke semua air dengan dosis 10 kg/Ha. 
  • Aplikasi yang pas yaitu pada saat pagi hari 
  • Dampak akar tuba bakal hilang sesudah 2-5 hari. 
  • Sesudah 1 minggu telah siap untuk ditaburi benur

Saponim yang ada dalam bungkil biji teh (Camellia cinensis) begitu efisien untuk memberantas ikan buas siput serta ketam, ampas yang ada didalam biji teh sesudah diekstrsaksi memiliki kandungan 10-13%. 

Langkah pemakaian untuk pemrosesan sendiri yaitu :
  • Biji teh dikeringkan lalu ditumbuk hingga halus, 
  • Kemudianj di rendam di air serta diperas-peras supaya saponimnya melarut (ekstrak). 
  • Larutan saponim telah dapat dipakai untuk pemberantasan hama tambak. 

Saponim yang ada berbentuk bungkil biji teh dosis penggunaannya yaitu 15-18 kg per hektar., dengan kedalaman air 10-15 cm. sedang berbentuk tepung biji teh dosis penggunannya yaitu 150 kg – 180 kg perhektar dengan kedalaman air rata - rata 30 cm. Penggunaan pestisida yang telah bi harapan dipakai pada tambak udang yaitu CHEMFISH 5 EC serta Brestan 60 WP. Pestisida CHEMIFISH 5 EC (emulsi fiableconcentrate) adalah pestisida dengan bahan aktif rotenonen (C23H22O6) = 5 persen yang datang dari akar tuba (Derris elliptica). Efisien unutk membasmi ikan buas serta ikan liar. 

Langkah pemakaiannya yaitu :
  • Tambak berisi air dengan ketinggian lebih kurang 10 cm. 
  • Lalu CHEMIFISH 5 EC yang telah diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 10 liter air, disemprotkan dengan sprayer dengan cara rata diatas permukaan air. 
  • Dosis yang disarankan yaitu 3 liter CHEMIFISH 5 EC perhektar. 
Pestisida BRESTAN 60 WP (wettable powder) yaitu type pestisida organotion yang dalam lingkungan perairan bakal terhidrolisis manjadi fentin hidroksida. Yang begitu efisien untuk membasmi hewan moluska, trispan serta siput. Dosis yang diperbolehkan sebelumnya penebaran benur yaitu 0, 5 - 2, 5 ppm serta begitu beracun pada salinitas yang tinggi (28-40 promil) serta suhu tinggi. Konsentrasi lethal (LC 50) BRESTAN 60 WP yaitu 0, 96 ppm sedang untuk konsentarasi yang lebih aman yaitu 0, 36 ppm. 



PENYAKIT UDANG DI TAMBAK

Penyakit berdasar sebagian pakar didefinisikan sebagai masalah fungsi-fungsi beberapa atau semua organ badan karena ada factor abiotik (Kwalitas air, makanan serta yang lain) serta factor biotk (organisme penyebabnya penyakit atau pathogen). Permasalahan paling utama yang disebut masalah yang paling utama dalam budidaya udang yaitu permasalahan manajemen, pakan serta penyakit.
Didalam budidaya udang windu penyakit bisa menyebabakan kerugian ekonomis. Kerugian yang diakibatkan bergantung pada :
  • Persentase populasi udang yang diserang penyakit 
  • Usia udang yang terinfeksi penyakit. 
  • Parahnya penyakit 
  • Ada infeksi sekunder. 
Penyakit umumnya berbentuk infektif namun tak dilupakan kalau factor - factor non-infektif juga begitu bertindak dalam kesehatan udang. Peran ini terkait dengan :
  • Lingkungan tempat hidup udang : udang terkungkung oleh air beserta semuanya type organisme serta polusi. 
  • Karakter udang yang nonkturnal yakni, karakter yang aktif mencari makan pada saat malam hari serta kanibal (karakter yang sukai memangsa macamnya sendiri). Karakter ini bisa menyebabkan rendahnya tingkat metabolisme jika berlangsung difensiesi makanan, intoksidasi oleh asam sulfide (H2S), Amoniak (NH3) serta steress akibat kurangnya kandungan oksigen terlarut di air. 
Penyebabnya penyakit pada udang bisa dibagi menyadi dua grup : 

- Non-infeksi : - Stres
  • Intoksikasi (keracunan) 
  • Defisiensi (kekurangan makanan) 
- Infeksi : - virus
  • Bakteri 
  • Jamur 
  • Protozoa 
  • Metazoa 
Pada umunya intoksikasi (keracunan) serta infesi virus berlangsung dengan cara mendadak serta menyebabkan kematian udang dengan cara tajam. IIntoksikasi serta infeksi virus yang berlangsung cuma sebagian jam atau sekian hari serta beberapa besar populasi udang yang dibudidayakan dapat musnah. Infeksi bakteri lamanya berjalan dari sekian hari hingga baberapa minggu serta masihlah dapat memberi info yang di butuhkan mengenai penyebabnya.

Pemberian pakan yang terlalu berlebih bisa mengkibatkan tinggihnya kandungan Amoniak lantaran berlangsung akumulasi (penumpukan) bekas makanan serta kotoran udang yang memiliki kandungan nitrogen amoniak yang terlarut di air ada berbentuk ion (NH4+) berbentuk union (NH3) serta senantiasa dalam persenyawaan equilibrium. Amoniak (NH3) yaitu senyawa union yang berbentuk toksin pada udang keseimbangan kandungan NH3 serta NH4 bergantung pada suhu, pH, salinitas, alkalinitas, serta oksigen terlarut. 



Penyakit Disebabakan Oleh Virus
S/d waktu saat ini ada 3 type penyakit yang dikarenakan oleh virus pada udang windu yang dibudidayakan yakni, Monodon Baculo Virus (MBV), Infection Hypodermal and Hematopoietic Necrosi Virus (IHHNV) serta Hepantopancreatic Parvo- like virus (HPP).
Type virus yang kerap di isolasi dari badan larva udang penaeid yaitu grup Baculo virus yang ada pada sel- sel epithel hepatopankreas serta usus pada udang yang terkena penyakit sekresi rendi (mucus) alami penambahan, permukaan kulit serta ingsang di tempeli oleh kotoran (lumpur) hingga permukaan badan jadi kasar. Sinyal tanda rusaknya pada hati (hepatopankreas) yaitu berlangsung pembengkakan berwarna pucat dibarengi dengan lubang- lubang kecil di bagian usus tengah (midgut) dalam jumlah banyak, padat serta berwarna hitam (melamin).

Penyakit yang dikarenakan oleh Monodon Baculo Virus (MBV) yang bisa menyebabkan kematian yang cukup tinggi yakni memusnahkan 90 persen udang pada stadia pasca larva cuma dalam kurang lebih dua minnggu pemeliharaan. Penyakit ini kerap diketahui menyerang pada PL 20 ke atas. 

Tetapi ada dua type penyakit yang ganas dikarenakan oleh virus yakni : 

  • Penyakit Kepala kuning (Yellow Head disease) yang dikarenakan oleh virus YHV (Yellow Head Baculo Virus) Tanda-tanda : mula – mula nafsu makan bertambah dalam sekian hari lalu berhenti sama aekali. Kepala serta insang berwarna kuning. 
  • Penyakit Bercak Putih (White Spot Diseas). Disebabakan oleh virus SEMBV (Systim Ektodermal and Mesodermal Baculo Virus). 
Udang yang sakit terlihat lemah serta berenang ke tepi tambak, usus kosong, Badan pucat serta kemerah – merahan serta terkadang ditempeli organisme penempel. Tanda-tanda khas berbentuk bercak putih dengan diameter 1-2 mm, awal mula tampak di karapas di bagian kepala apabila telah kronis bercak putih menebar keseluruh badan.

Hingga denga saat ini belum diketahui langkah untuk memberantas penyakit Virus ataupun jenis obat yang efisien untuk penyakit ini, oleh karenanya tindak mencegah yaitu langkah yang paling pas, usaha penanggulangan bisa dikerjakan diantaranya dengan jalan ganti air dengan cara teratur sehari-hari minimum 5 persen dari keseluruhan volume air tambak, pemakainaan pakan mesti diawasi dengan cara ketat supaya tak menyebabkan penimbunana bekas pakan yang mengakibatkan pembusukan, keluarkan tanah basic tambak berwarna hitam serta berbau busuk, mengiosolasi daerah yang terkena penyakit dalam kondisi kronis butuh selekasnya dikerjakan aksi pemusnahan dengan jalan pembakaran serta penguburan. 



Penyakit Dikarenakan Oleh Bakteri
Walau bakteri begitu umum menyerang udang tetapi infeksinya berbentuk “ oportunis’’ yang mana bakteri itu bukanlah adalah penyebabnya paling utama munculnya penyakit pada udang. Dalam keadaan di mana udang alami stress jadi bakteri itu bakal menyebabkan gerjala-gejala sakit. Nyaris semuanya type bakteri yang menyerang udang berbentuk motil, oxidase positif serta berupa silindir atau batang (rods) dengan ukuran 0, 5-3, 0 µm serta negative. 

Bakteri yang berbentuk pathogen pada udang terdiri dari dua grup yakni bakteri non-filamen serta bakteri berfilamen (Leucothrix mucor). Bakteri yang non - filamen diantaranya yaitu genera Vibrio, Aeromonas Sp, Pseudomonas Sp, Beneckea Sp serta Flavobacterium Sp. Bakteri yang berfilamen yaitu bakteri yang berupa benag (filament) serta menyerang badan sisi luar terlebih insang. 

Penyakit yang dikarenakan oleh bakteri diantaranya yaitu :

Penyakit Bercak – Merah (Red Discoloration Disease)
  • Ciri – ciri udang yang terkena penyakit ini diantaranya keadaan tubuh lemah, berenag lambat, tak memiliki nafsu makanan serta tubuh berwarna bercak – bercak kemerahan (red discoloration) 
  • Udang yang diserang yaitu dari mulai stadia mysis serta pemicunya yaitu bakteri yang termasuk juga genera vibria yang peka pada choloramphenicol 20 ppm, furazolidona 10 ppm serta prefuran 1, 0 ppm. 
  • Mencegahya yaitu dengan menyaring air yang masuk, pengatian air dengan teratur serta mengadakan desinfeksi air serta ozonisasi pada bak kolam pemeliharaan serta mereduksi kandungan amoniak atau bahan organik. 
Penyakit bercak Cokelat – putih pada cangkang (Brown white dicolaration of carapace disease)
Berdasar pada penilaian menyerang udang dewasa dengan ciri- ciri pada cangkang (carapace) didapati bercak- bercak cokelat berupa bulat yang pada infeksi berat ada pada batas warnah di sekitar becak cokelat yang bisa menyebabkan luka pada jaringan di bawahnya. Luka yang berikan kesempatan untuk pathogen yang lainya untuk menginfeksi.

Berdasar pada riset penyakit ini deisebabkan oleh bakteri penghalang kitin (chitine) yang berasosiasi diantaranya : Beneckea, Vibrio Spp, Flavobacterium sp, serta pseudomonas sp, Langkah menanggulanginya bisa dikerjakan dengan jalan memperbaikai mutu air, penyusunan pakan, serta penyusunan padat penebaran, yang sesuai sama keadaan tempat. Atau mungkin dengan jalan bisa memberi antibiotika, Antibiotik adalah bahan organic yang datang dari mikroba yang disebut toksin untuk menghalangi perkembangan organisme lain, yang tujuan intinya yaitu menghalangi sintesa unsure pokok peptidoglikan dinding sel bakteri menyatu dengan seterol didalam membrane sel hingga memengaruhi permeabilitas serta menghalangi sintesa protein. 

Terutama menghalangi manfaat ribosom. Anti biotika ini bisa diberikan lewat percampuran dengan telur ayam atau telur bebek mentah denngan perbandingan 1 butir telur untuk 10 kg pakan. Kombinasi telur dengan antibiotika disemprotkan pada pakan yang dikeringkan ditempat yang teduh lantas ditebar kedalam tambak. Dosis yang di sarankan unutk pemakaian antibiotika yaitu : Teramycin 30 mg/kg pakan, Erytromycin 40 mg/kg pakan, furanance/Tilocion 100 mg/kg pakan. Pemberian biotika pada makanan dikerjakan terus-terusan 3 sampai 5 hari, terkecuali untuk Furanance/Tylocin sepanjang 14 hari.


Penyakit Insang Hitam (Black Gill Disease)
Penyakit ini kerap di temui di tambak yang sulit untuk mengadakan perubahan air, dengan ciri – ciri pada insang berwarna kehitaman seperti luka yang terbakar. Insang hitam itu oleh bakteri benang dari type Leucothrix sp. Penanggulangannya dikerjakan lewat cara perubahan air sekerap mungkin saja. Ingindalianpertumbuhan bakteri itu dengan memakai Cuprisulfat 1ppm atau Cutrine plus 0, 05 ppm berbarengan dengan pergantian air terus-terusan sepanjang 24 jam. Penyembuhan untuk udangnya bisa diberikan Kalium Permanganat (PK) 5-10 ppm sepanjang 1 jam atau Furance 1 ppm. 



Penyakit Dikarenakan Oleh Protozoa
Protozoa adalah satu diantara penyebaba penyakit pada udang yang diberi nama organisme ektokomensal yang umum melekat di bagian luar badan udang tetapi tak menyebabkan rusaknya jaringan badan dimana ia melekat. Parasit ini begitu beresiko bila ada dalam jumlah banyak melekat serta menutupi semua permukaan badan yang mencakup insang, kaki renang serta kaki jalan hingga menyebabkan kesusahan dalam gerakan, pernapasan, makan, serta sistem perubahan kulit.

Penyakit ini terbagi dalam : 

Penyakit udang kapas atau penyakit udang susu
penyakit ini dikarenakan oleh Protozoa yang mencakup 3 generasi 20aitu : Nosema, Thelohania, serta Pleistophora. Penyakit ini menyerang pada badan udang hingga badan udang itu berwarna putih buram, putih susu, serta lembek. Biasanya menyerang udang yang dipelihara pada perairan dengan kandungan bahan organik cukup tinggi (semakin besar dari 70 persen). Langkah Mencegah yang paling efisien hingga sekarang ini belum di ketahui dengan cara tentu. Akan tetapi usaha yang dikerjakan diantaranya dengan lakukan pergantian air untuk kurangi bahan organik dalam tambak dan menumbuhkan pakan alami. Atau mungkin dengan memakai obat CuSO4 0, 1 – 0, 5 ppm.


Penyakit Lumutan atau penyakit udang bersepatu.

Penyakit ini umum melekat sisi luar badan yakni pada insang, karapas, kaki renang, kaki jalan, ekor kipas, serta kadang-kadang di mata. Pada infeksi berat memerlihatkan gerakan lemah berenang lambat serta otot abdomen tampak pucat, type penyakit ini kerap didapati pada tambak yang airnya tak dikelola dengan baik. Pemicunya yaitu type Zoothamnium sp, Epistylis Sp, Verticella Sp, serta Acineta Sp.
Penanggulangannya bisa dikerjakan perubahan secar teratur, kurangi pemasukan bahan organik, pemberian bahan stabilisator air seperti Zeolit (3-5 ppm), Dolomit atau Kaptan (2-3 ppm). Memberi jumlah kincir air supaya kandungan oksigen perairan bertambah dan pemberian formalin 25 ppm, Choramine T. 5 ppm, serta uinnineBisulfate 5.
4. Penyakit Defisiensi (Kekurangan Makanan).
Dalam perkembangan udang membutuhkan unsure – unsur nutrient yang utama untuk pertumbhan serta keberlangsungan hidupnuya baik protein, lemak, karbohidrat, ataupun Vitamin. Sebagian unsure ini mesti disuplai terus-terusan supaya udang dapat tumbuh, berkembang serta bereproduksi. Jika satu diantara atau sebagian unsur ini kekurangan dapat menyebabkan penyakit. Contoh saja kekurangan Vitamin bisa mengakibatkan penyakit seperti : 

Penyakit Hitam Mematikan
Penyakit ini kerap berlangsung pada udang yang kekurangan Vitamin C (Ascorbic acid) serta biasanya didapati pada perairan tambak yang miskin makanan alami (Alga Plankton).
Penanggulanganya yaitu memberi vitamin C. sejumlah 2. 000 mg perkilogram pakan yang didapatkan dan penumbuhan pakan alami.

Dengan cara ringkas Usaha penanggulangan penyakit bisa dilkaukan Lewat : 

Penambahan Kesehatasn Udang
  • Imunisasi pada udang baik dengan pemberian Vaksin ataupun Imunostimulan untuk tingkatkan kekebalan badan udang hingga lebih tahan pada serangan penyakit serta keberlangsungan hidup udang. 
  • Suplemen Vitamin C serta astaxanthin dalam pakan untuk tingkatkan ketahanan udang pada serangan penyakit. 
  • Pemakaian bakteri Probiotik diantaranya : Lactobacillus sp strain non-patogen, Bacillus Spp. 
Penambahan Kwalitas Budidaya
  • Perbaikan kwalitas air bisa dikerjakan dengan memakai prinsip bioromediasi yakni penguraian limbah dengan memakai mikroba seperti Nitrosomonas, Nitrobacter, serta spirulina. 
Langkah penaggulangan penyakit yang paling utama yaitu menghindar terjadinya infeksi serta kerancuan pathogen penyebabnya penyakit antaralain :
Pencucian basic tambak dilakkukan 2 kali yakni, lewat cara menggelontorkan atau mungkin dengan langkah isi tambak hingga ketinggian 30 cm, lalu dilewatkan satu hari semalam kemudian dibuang hingga habis. Pencucian ke-2 ditujukan :
  • unutk buang bekas – bekas penggelontoran pertama yang belum terbuang. 
  • Memakai system tertutup. (closed sistem), semi- tetutup (semi – closed sistem). serta resirkulasi untuk menghindar pemasukan penyakit dari luar.

NO
NAMA PENYAKIT
GEJALA SERANGAN
PENGOBATAN KIMIA
PENGOBATAN ALAMI
1
Kepala Kuning
-  Nafsu  makan Berkurang
- Insang berwarna kuning
Furazulidon 20 mg/l rendam 5 hari bila perlu diulang-ulang
Direndam dgn ekstrak mahkota dewa
Dosis 
NO
NAMA PENYAKIT
GEJALA SERANGAN
PENGOBATAN KIMIA
PENGOBATAN ALAMI
2
Bercak putih
-  Udang Lemah
-  Berenang kepingir tambak
-  Tubuh pucat kemerah-merahan
-  Ditempeli organisme penempel
Malachite green oxalat 0,1-0,2 mg/l direndam secara berulang-ulang
Direndam dengan ekstrak sambiloto dan daun mahkota dewa
3
Bercak coklat pada cangkang
Pada cangkang bercak coklat berbentuk bulat
- Teramycin campur dlm pakan 30 mg/kg pakan
- Erytromycin campur dlm pakan 40 mg/kg pakan selama 5 hari
Dapat diolesi dengan kunyit dan lengkuas. 
4
Insang Hitam
Pada insang berwarna kehitam-hitaman seperti terbakar
-Cuprin sulfat 1 ppm
- Cutrine plus 0,05ppm
- Kalium permanganate 5 – 10 ppm/l direndam selama 1 jam
Direndam dgn ekstrak umbi kunyit dan daun sirih 10 ml/l air.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Cara Penanganan Hama dan Penyakit Pada Udang Windu

0 komentar:

Post a Comment